Ibu sedang kurang enak badan dan minta dianter ke dokter praktek. Jadilah kemarin sore kami ke salah satu klinik dokter umum yang ada di Pagaralam.
Saat mendaftar diloket, petugas jaga memberi informasi bahwa sore ini dokter yang kami cari berhalangan hadir dan digantikan oleh dokter lain. Itupun harus menunggu dulu karena dokter pengganti belum datang.
Okelah ga masalah. Kami ikut mengantri did nomer 12. Selang 1/2 jam kemudian dokter pengganti datang dan langsung melayani pasien.
Kulihat ibuku gusar. Berbisik pelan ke aku "dokternya masih muda".
Iya memang, dokter penggantinya masih sangat muda. Mungkin fresh graduate.
Ibu tetap duduk ditempat. Tapi gesture tubuhnya terlihat tidak nyaman. Kutanya ke Ibu "apa mau cari dokter lain bu?"
Tanpa kompromi Ibu langsung semangat menjawab "ayok, takut Ibu dokternya masih muda"
Nah kan, bener dugaanku. Ibu kuatir dengan kempuan dokter muda. Haha...
Padahal sih kalo menurutku muda atau tua bukan jaminan. Tapi well, jam terbang memang ga bisa dibohongi. Tahun kemarin saat hamil juga pernah mengalami hal-hal lucu dengan dokter kandungan yang masih muda.
Pernah aku usg dengan dokter kandungan yang masih muda (maaf ga bisa sebut nama dan dimana ya, karena selama hamil aku pernah usg di pagaralam, baturaja, depok, jogja dan muara enim). Wkwk setiap ada kesempatan luar kota sengaja check-up.
Nah suatu kali aku usg ketika usia kandungan 7 bulan. Bertemulah dengan dokter yang masih muda, berikut kronologi ketika usg,
Dokter : "anak ibu laki-laki, ini alat kelaminnya terlihat jelas" sambil menjelaskan gambar yang tertera di monitor
Aku : "waktu saya usg 4 bulan, diprediksi perempuan loh dok"
Dokter : "sebentar saya cek lagi" . Alat usg diputer2 lagi.
Dokter : "oh iya. Yang kelihatan tadi jempol kakinya bukan penis"
Aku : "waks" (dalam hati doang)
Lalu pengalaman kedua saat mau lahiran dan sudah kontraksi. Dokter kandungan yang kupercayai menangani persalinan masih otw dari luar kota. Maka selama 2 hari aku dirawat ditangani oleh dokter pengganti. Dokternya masih mudaaa banget.
Suatu ketika air mengalir dari tubuhku membanjiri tempat tidur tanpa dapat kukontrol. Bidan n perawat langsung membawaku keruang periksa. Kata mereka ketubanku pecah. Dan disuruh menunggu dokter datang.
Ketika diperiksa oleh dokter belia, menurut dokter itu tadi bukan air ketuban, melainkan air kencing. Owh, aku sih ga tau mana yang benar. Jadi manggut-manggut saja.
Keesokan harinya, saat Dokter utama datang (dokter senior dengan jam terbang puluhan tahun), aku dicek lagi. Dia mengatakan bahwa betul air ketubanku yang pecah. Haha jadi bingung anak muda. Ah apapun itu alhamdulillah dan bersyukur zizi lahir menunggu dokter senior tiba. Karena proses persalinan berujung dimeja operasi.
Terkadang, tanpa bermaksud meremehkan kemampuan dokter muda, kita sbg pengguna jasa sering mengalami dilema. Antara rasa ragu dan ingin sembuh tapi takut salah pengobatan. Semoga semakin jago dokter2 Indonesia. Love.
No comments:
Post a Comment