Semenjak ada zizi, aku sering kedatangan tamu anak-anak. Mereka kadang datang bergerombol, kadang sendiri-sendiri. Dan aku selalu menyambutnya dengan senang hati. Lucu-lucu sih, rata-rata usia 3-12 tahun.
Ada satu anak lelaki yang usianya sekitar 3-4tahun suka banget lihat ikan koki di kolam halaman depan rumah. Setiap ia datang pasti air kolam diobok-obok, jadilah aku extra waspada mengawasi supaya ia nggak membuat ikan-ikan stres. Suatu hari ia datang berlarian sambil menenteng ember super mungil ditangan kanannya, "bibiiiikk... Liat aku punya ikan". Oya, dari sekian anak yang memanggil aku tante, ia memanggilku bibik :D
Dengan nafas terengah-engah, diambilnya ikan koi diember, dicekal kuat-kuat keudara, sambil mengulang-ulang kalimat sama, bahwa ia punya ikan. Dan itu dilakukannya didapurku saat aku sedang membuat kue churros. Beberapa churros yang sudah dicetak dengan spuit terciprat air ikannya. Huhuhu terpaksa kubuang.
Lalu perhatiannya pun terbagi, ia malah sibuk bertanya kue apa yang sedang kubuat sambil tetap menggenggam ikan. Haha, sore itu ia mendapat ilmu baru bagaimana cara membuat churros yang renyah dengan mengabaikan kesehatan ikan, karena sebelum ia pamit pulang sempat kutengok ikan diember, ikannya melayang-layang sudah ga punya gairah hidup.
Kemudian, sesuai dugaan, selepas kepergiannya dari rumah, berbondong-bondong beberapa anak datang. Pasti si cowok imut tadi ngasih pesan berantai kalo aku lagi buat kue. Kali ini yang datang anak-anak perempuan. Mereka terlihat antusias dengan adonan yang keluar dari spuit. Finally, diujung perjumpaan sore itu aku sudah membuat janji, besok pagi akan mengajari mereka membuat donat. Jam 8 pagi.
----Keesokan hari----
Pas jam 8 teng tamu-tamu kecil datang. Rapih banget, sudah mandi semua. Mulailah mereka meramu donat. Setiap aku lempar pertanyaan tentang apa saja yang sudah kujelaskan, berebutan mereka menjawab. Termasuk juga saat aku menanyakan soal dalam bahasa inggris, mereka rebutan menjawab sambil berfikir keras. Oya jangan mengira aku jago english ya, hanya kalimat-kalimat sederhana semacam "aku pergi liburan ke gunung dempo", atau "aku nggak masuk sekolah karena sakit". Aku meminta mereka bercerita dalam bahasa inggris. Dan mata mereka berbinar binar saat berhasil merangkai kalimat berbahasa inggris.
Setelah donat selesai di proofing, kubiarkan mereka juga yang membentuk donat. Ada yang kecil lobangnya, ada yang besar, ada yang ga pakai lobang, ada yang lonjong, macam-macam. Setelah selesai semua baru kugoreng dan disajikan ke anak-anak. Mereka happy. Zizi juga ikut happy.
Seru ya, rumah jadi rame :D
ReplyDelete